Marak Sindikat Perdagangan Bayi, Dampak Kemiskinan Struktural?

BARA NEWS JABAR

- Redaksi

Selasa, 22 Juli 2025 - 16:34 WIB

50194 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Siti Rima Sarinah

Indonesia Darurat Kasus Perdagangan Bayi.. Terungkap jaringan kejahatan perdagangan bagi lintas provinsi dan lintas negara terungkap di Bandung, Jawa Barat. Adopsi illegal dengan memalsukan dokumen dijadikan modus, untuk menjual bayi-bayi tak berdosa ke luar negeri, terutama Singapura. Kasus ini terungkap berawal dari sebuah unggahan di Facebook Akun milik Astri alias Fira yang mengunggah penawaran adopsi bayi tanpa proses berbelit. Polisi sudah menangkap 14 pelaku dan dua orang masih dalam daftar pencarian orang (DPO). Sindikat ini ternyata sudah beraksi sejak 2023 dengan diberi bekal dana Rp 10 – Rp 16 juta untuk berburu bayi (detiknews.com, 22/07/2025)

Menjamurnya sindikat perdagangan bayi telah menjangkiti di banyak kota, menjadi persoalan serius di Indonesia. Sejak tahun 2020 hingga pertengahan 2025, mencuat sejumlah kasus jual beli bayi di berbagai daerah dengan beragam modus. Media sosial, grup whatshapp, hingga keterlibatan bidan di manfaatkan oleh jaringan sindikat ini untuk mencari bayi untuk mereka jual. Pada bulan agustus 2020 Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota tasikmalaya telah berhasil menggagalkan dugaan pratik jual beli bayi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) telah mencatat kasus trafficking dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Walaupun pemerintah melalui KemenPPA telah menetapkan sejumlah regulasi untuk mencegah dan menangani tindak pindana penjualan orang (TPPO). Namun TPPO terus berulang terjadi, membuktikan butuhnya peran semua pihak untuk mengatasi persoalan ini terutama aparat kepolisian untuk menindak tegas sindikat penjualan bayi dengan sanksi yang seberat-beratnya.

Jika kita meneliti dengan seksama menjamurnya sindikat perdagangan bayi bisa dilihat dari beberapa aspek. Pertama, minimnya pengawasan dari negara untuk memantau media sosial yang seringkali digunakan untuk sarana bertransaksi, tanpa ada aturan dan ancaman sanksi yang berat. Sehingga siapapun bebas menggunakan media sosial untuk melancarkan aksi kejahatan. Kedua, keterlibatan bidan dan klinik-klinik bersalin seharusnya ada pantuan oleh negara untuk menutup atau menarik ijin praktik tenaga kesehatan yang berkerjasama dengan sindikat tersebut. Dan ketiga, faktor kemiskinan menjadi penyebab utama mengapa orangtua tega menjual bayinya karena himpitan ekonomi.

Faktor-faktor tersebut harusnya menjadi perhatian negara untuk menyelamatkan bayi dari sindikat kejahatan yang mencari keuntungan dengan menghalakan segala cara. Tidak dipungkiri, biaya hidup yang mahal, minimnya lapangan pekerjaan dan maraknya PHK, membuat masyarakat harus memutar otak untuk bertahan hidup. Belum lagi biaya sekolah, kesehatan, air dan listrik yang tidak murah. Di tengah himpitan ekonomi inilah dijadikan peluang bagi sindikat kejahatan untuk mendapatkan keuntungan ditengah penderitaan orang lain. Seharusnya persoalan ini tidak akan terus berulang apabila negara hadir untuk memberikan kehidupan yang makmur dan sejahtera.

Kita hidup di negeri yang kaya raya, tetapi anehnya rakyatnya hidup dalam kubangan kemiskinan. Kekayaan alam yang melimpah ruah tak sedikit pun dirasakan oleh rakyat. Di negeri ini yang kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin semakin miskin. Kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin terlihat nyata. Hal ini terjadi diakibatnya negeri ini menjadikan sistem kapitalisme sebagai landasan lahirnya aturan dan undang-undang yang hanya beriorientasi pada korporasi semata. Sehingga korporasi menikmati kemewahan hidup dari harta kekayaan alam Indonesia, yang notabene milik rakyat.

Di sisi lain, negara justru tak peduli dan abai terhadap nasib rakyatnya. Penguasa dan para pejabatnya hanya sibuk melayani korporasi dan memberi karpet merah agar kepentingan korporasi berjalan mulus. Inilah potret “hubungan mesra” antara korporasi dan penguasa, yang terlihat nyata dihadapan rakyat saat ini. Kondisi inilah yang membuka peluang besar bagi sindikat kejahatan untuk melancarkan aksinya. Dengan memanfaatkan kemiskinan rakyat sehingga terpaksa menjual bayinya untuk bisa bertahan hidup. Sungguh ironis.

Inilah kebatilan dan kegagalan sistem kapitalis sekular tatkala hadir di tengah kehidupan umat manusia. Sehingga sistem ini harus dienyahkan dan diganti dengan sisten yang smemanusiakan manusia. Sistem yang menjadi pelindung dan penjaga, alayak seorang ibu yang senantiasa hadir untuk melindungi anak-anaknya dari siapapun. Sistem Islah satu-satunya yang mampu perisai dan junnah (pelindung) bagi manusia dengan menerapkan aturan Islam yang menyeluruh di seluruh lini kehidupan.

Mewujudkan kehidupan rakyat yang makmur dan sejahtera serta membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya, agar setiap individu masyarakat yang menjadi kepala keluarga mampu menafkahi keluarganya dengan cara yang layak. Tatkala ekonomi bukan menjadi persoalan kehidupan masyarakat, maka bisa dipastikan kejahatan pun akan menurun dratis. Sebab ditopang sistem sanksi yang memberi efek jera sebagai langkah preventif dan kuratif untuk mencegah berbagai tindak kejahatan.

Inilah perbedaan mendasar antara sistem buatan manusia dengan sistem yang berasal dari pencipta manusia dan makhluk yang ada di muka bumi ini. Islam hadir dengan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Sedangkan kapitalis sekuler hadir membawa kegelapan dan kesengsaraan bagi manusia. Maka, sudah saatnya kita memilih sistem kehidupan yang mana yang seharusnya hadir dan mengatur kehidupan kita? Walahua’lam

Berita Terkait

Hidup makin Sulit,Rakyat Menjerit akibat Si Melon
Menikmati indah dan Kesegaran Kolam Renang Serta Kolam Terapi TIRTAGANGGA Cipanas Garut
Kebangkitan Jiwa Bangsa: Seruan Bela Negara untuk Kedaulatan Indonesia

Berita Terkait

Minggu, 21 September 2025 - 00:15 WIB

Gempa Magnitudo 4,0 Guncang Wilayah Timur Laut Sukabumi, Terasa Hingga Bogor dan sekitarnya

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 17:00 WIB

BRI Luncurkan Program Beasiswa dan Renovasi Sekolah di Sukabumi, Dukung Kemajuan Pendidikan Nasional

Selasa, 19 Agustus 2025 - 04:37 WIB

Marching Band SDN 4 Pasir Ipis Meriahkan HUT RI ke-80 dengan Atraksi Drum Band yang Kompak dan Gemilang

Senin, 18 Agustus 2025 - 04:09 WIB

HUT RI ke-80 Menjadi Ajang Perlombaan Keberhasilan Kepala Desa

Minggu, 17 Agustus 2025 - 00:50 WIB

Kades Rosid: Mengisi Kemerdekaan dengan Merayakan Rasa Syukur

Jumat, 30 Mei 2025 - 11:28 WIB

Sapu Bersih Narkoba di Sukabumi: 16 Kasus Terungkap, 19 Tersangka Diciduk, Barang Bukti Rp436 Juta Diamankan

Selasa, 11 Maret 2025 - 23:41 WIB

Dulu Ragu, Kini Pasti! Sertifikasi Tanah Garapan Jadi Kenyataan

Rabu, 5 Maret 2025 - 04:15 WIB

Dedi Mulyadi Apresisasi Polantas Sukabumi Yang Gagalkan Percobaan Bunuh Diri

Berita Terbaru