Tasikmalaya – Aktivitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, diduga mencemari sungai di sekitarnya. Sejumlah warga mengeluhkan air sungai yang berubah warna menjadi hitam pekat, hingga menyebabkan kematian ikan secara massal.
Keluhan masyarakat datang dari berbagai wilayah terdampak, termasuk Sinargalih, Tamansari, hingga Cibeber, Manonjaya. Air sungai yang biasanya digunakan warga untuk irigasi, perikanan, dan kebutuhan harian kini disebut tak layak pakai.
“Kami hanya ingin air tetap bersih. Kalau sungai rusak, hidup kami juga ikut rusak,” kata Wawan, warga Sinargalih, Jumat (20/9/2025).
Masalah ini pun menjadi sorotan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya. Plt Kepala DLH, Hanafi, menyatakan pihaknya telah turun melakukan pemantauan langsung ke lapangan.
“Semua prosedur sedang dipantau, termasuk dampaknya di lapangan,” ujar Hanafi, dikutip dari Antara.
Sementara itu, Plt Kepala UPTD Pengelola TPA Ciangir, Deni Indra, mengakui kemungkinan adanya dampak pencemaran dari aktivitas TPA. Ia menyebut saat ini pihaknya tengah melakukan pembenahan dan menyiapkan sistem filtrasi air lindi, yang dituding sebagai penyebab utama tercemarnya air sungai.
“Kami akui ada dampak yang terjadi, karena itu kami sedang berbenah. Kami juga berniat bertemu warga untuk membicarakan solusi,” katanya.
Air lindi adalah cairan yang dihasilkan dari pelapukan sampah, dan sangat mungkin mencemari air tanah maupun sungai jika tidak dikelola dengan baik.
Kondisi terparah dilaporkan terjadi di Sungai Cikembang, kawasan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Di sana, air sungai berubah warna menjadi pekat kehitaman dan dipenuhi bangkai ikan.
“Ini terparah, tahun lalu nggak sampai sini. Sekarang ikan-ikan kecil mati. Air sungainya hitam sekali, kami khawatir itu sampai ke kolam atau sumur warga,” ungkap Nandar, warga Cibeber.
Warga lainnya, Umar, juga menyebut kolam ikan miliknya rusak akibat pencemaran tersebut. Ikan-ikan mati, air menjadi keruh, dan produktivitas menurun drastis. Sebagian warga bahkan mengaku mulai khawatir menggunakan sumber air yang terhubung dengan aliran sungai.
Masyarakat berharap Pemkot Tasikmalaya bertindak cepat menangani pencemaran ini. Sungai dan kolam yang terdampak selama ini menjadi penopang ekonomi warga, terutama untuk perikanan dan irigasi pertanian.
DLH Kota Tasikmalaya menyatakan akan terus mengawasi situasi dan segera membahas penanganan konkret bersama pengelola TPA dan masyarakat terdampak. Langkah teknis sedang disiapkan, termasuk kemungkinan penambahan sistem pengolahan air limbah yang lebih modern.
Sampai saat ini, warga masih menunggu tindakan nyata dari pemerintah setempat untuk memulihkan kondisi sungai dan mencegah pencemaran lebih lanjut.