Viral di Medsos: Kasus Sodomi Anak di Indramayu Ungkap Kegagalan Sistem Pelaporan

BARA NEWS JABAR

- Redaksi

Selasa, 15 Juli 2025 - 07:44 WIB

50268 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indramayu | Kasus dugaan sodomi di Indramayu ini sangat memprihatinkan, terutama karena melibatkan anak di bawah umur baik sebagai korban maupun terduga pelaku. Kejadian terjadi pada November 2024, tetapi baru dilaporkan setelah viral di media sosial, menunjukkan keterlambatan pelaporan. Polres Indramayu sedang melakukan penyidikan dengan fokus pada pengumpulan bukti dan keterangan saksi. Proses hukum dilakukan sesuai prosedur, dengan mempertimbangkan sensitivitas kasus yang melibatkan anak-anak. Hasil pemeriksaan medis mengkonfirmasi luka serius pada korban, termasuk robekan yang mengindikasikan kekerasan seksual, menjadi bukti kuat untuk mendukung penyidikan.

Keterlambatan pelaporan menyulitkan proses penyidikan, menegaskan pentingnya respons cepat dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak. Ketidaktahuan pihak desa, termasuk Kepala Desa Samsul Maarif, menunjukkan kurangnya koordinasi dan sosialisasi mekanisme pelaporan di tingkat lokal. Kasus ini menyoroti kerentanan anak terhadap kekerasan seksual dan perlunya edukasi masyarakat tentang pelaporan serta perlindungan anak. Peran media sosial dalam mengungkap kasus ini menunjukkan dampaknya dalam mendorong tindakan, tetapi juga menimbulkan risiko penyebaran informasi yang tidak terkontrol.

Polres Indramayu, melalui Kanit PPA Ipda Ragil Zaini Firdaus, menegaskan komitmen untuk mengusut kasus ini secara tuntas demi keadilan bagi korban. Penanganan kasus yang melibatkan anak sebagai pelaku dan korban memerlukan kehati-hatian untuk memastikan proses hukum yang adil dan sesuai dengan perlindungan anak. Perlu ada program edukasi di tingkat desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melaporkan kasus kekerasan seksual secepat mungkin. Sistem perlindungan anak harus diperkuat, termasuk pelatihan bagi aparat desa dan masyarakat untuk mengenali tanda-tanda kekerasan seksual. Kerjasama antara pemerintah desa, kepolisian, dan lembaga perlindungan anak perlu ditingkatkan untuk memastikan penanganan kasus yang cepat dan tepat. (*)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berita Terkait

Kurang dari 24 Jam, Polisi Berhasil Menangkap Pembunuh Lansia di Subang
Polda Jabar Ungkap 257 Kasus Narkotika Sepanjang September 2025
Jurnalis Ambarita Dikeroyok saat Liputan di Bekasi, HP Dirampas dan Data Liputan Hilang
Polisi Bongkar Sindikat Uang Palsu di Garut, 1.200 Lembar Disita
Jaringan Narkoba Tembakau Sintetis Berbasis Instagram Dibongkar, Pabrik Ditemukan di Apartemen Cikarang
Dua Pelaku Pembunuhan di Cianjur Ditangkap, Motif Dipicu Konflik Geng Motor
Belum Dieksekusi, Kejagung Pastikan Tak Ada Unsur Politis dalam Kasus Silfester Matutina
Polda Jabar Tetapkan 26 Tersangka dalam Kasus Pembakaran Kantor Pemerintah dan Fasilitas Umum

Berita Terkait

Minggu, 21 September 2025 - 00:15 WIB

Gempa Magnitudo 4,0 Guncang Wilayah Timur Laut Sukabumi, Terasa Hingga Bogor dan sekitarnya

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 17:00 WIB

BRI Luncurkan Program Beasiswa dan Renovasi Sekolah di Sukabumi, Dukung Kemajuan Pendidikan Nasional

Selasa, 19 Agustus 2025 - 04:37 WIB

Marching Band SDN 4 Pasir Ipis Meriahkan HUT RI ke-80 dengan Atraksi Drum Band yang Kompak dan Gemilang

Senin, 18 Agustus 2025 - 04:09 WIB

HUT RI ke-80 Menjadi Ajang Perlombaan Keberhasilan Kepala Desa

Minggu, 17 Agustus 2025 - 00:50 WIB

Kades Rosid: Mengisi Kemerdekaan dengan Merayakan Rasa Syukur

Jumat, 30 Mei 2025 - 11:28 WIB

Sapu Bersih Narkoba di Sukabumi: 16 Kasus Terungkap, 19 Tersangka Diciduk, Barang Bukti Rp436 Juta Diamankan

Selasa, 11 Maret 2025 - 23:41 WIB

Dulu Ragu, Kini Pasti! Sertifikasi Tanah Garapan Jadi Kenyataan

Rabu, 5 Maret 2025 - 04:15 WIB

Dedi Mulyadi Apresisasi Polantas Sukabumi Yang Gagalkan Percobaan Bunuh Diri

Berita Terbaru