Cirebon – Sebanyak 13 jenazah korban longsor tambang batu di Gunung Kuda, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, akhirnya berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga masing-masing pada Sabtu dini hari, 31 Mei 2025. Proses identifikasi jenazah yang berlangsung di RSUD Arjawinangun ini melibatkan pemeriksaan yang cermat, termasuk pemeriksaan antemortem, sehingga pihak kepolisian dan tim medis dapat memastikan identitas setiap korban dengan tepat. Penyerahan jenazah dilakukan langsung oleh Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni kepada para keluarga korban dengan harapan memberikan kepastian dan ketenangan di tengah duka yang mendalam.
Jumlah jenazah yang berhasil diidentifikasi ini merupakan bagian dari keseluruhan korban longsor yang menimpa lokasi tambang batu di Gunung Kuda beberapa hari sebelumnya. Longsor tersebut mengakibatkan kerugian jiwa yang cukup besar serta meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Penanganan dan evakuasi korban dilakukan secara cepat dan profesional dengan melibatkan tim SAR, kepolisian, serta tenaga medis setempat. Seluruh jenazah kemudian diangkut ke RSUD Arjawinangun untuk menjalani proses identifikasi secara menyeluruh. Setelah itu, 13 jenazah ini diantarkan ke rumah duka menggunakan 15 ambulans yang dikawal ketat oleh jajaran Satlantas Polresta Cirebon, guna memastikan perjalanan ke tempat pemakaman berjalan lancar tanpa hambatan.
Dalam proses pemulangan jenazah, Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni menjelaskan bahwa koordinasi dengan keluarga korban berjalan dengan baik sehingga pihak kepolisian dapat memberikan pelayanan terbaik. Dua unit ambulans disiapkan sebagai cadangan untuk mengantisipasi kebutuhan mendadak di lapangan. Selain itu, pengawalan khusus juga diberikan kepada jenazah korban yang berasal dari luar wilayah Cirebon, seperti dari Indramayu, agar tidak terjadi kendala selama perjalanan. “Kami ingin memastikan keluarga korban mendapat pelayanan maksimal dan proses pemulangan jenazah dapat berjalan cepat dan aman,” ujar Sumarni.
Sementara itu, pencarian terhadap delapan korban lain yang hingga kini masih dinyatakan hilang di lokasi longsor tambang batu Gunung Kuda masih terus dilakukan. Tim SAR bersama aparat setempat belum menghentikan upaya pencarian dan evakuasi, meskipun medan dan kondisi lokasi yang cukup berat menjadi tantangan tersendiri. Keberadaan korban yang belum ditemukan ini terus menjadi perhatian serius, mengingat potensi risiko longsor susulan masih ada. Pemerintah daerah dan pihak kepolisian terus memantau situasi sekaligus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan dan keamanan tim pencari.
Korban longsor sendiri merupakan pekerja tambang batu dari berbagai daerah seperti Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Indramayu. Mereka berprofesi sebagai operator alat berat, pemecah batu, serta sopir truk yang setiap hari bekerja di lokasi tambang. Selain korban meninggal dunia yang telah diidentifikasi, satu korban tewas lainnya serta empat korban luka-luka saat ini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Sumber Hurip, Kabupaten Cirebon. Kondisi kesehatan mereka menjadi perhatian serius tim medis setempat.
Musibah longsor ini menjadi peringatan keras terkait risiko keselamatan di sektor pertambangan. Aktivitas galian C yang masih berlangsung di wilayah Gunung Kuda memang sudah lama menjadi sorotan karena potensi bahaya yang mengintai. Pemerintah provinsi dan aparat terkait sebelumnya sudah mengingatkan pentingnya standar keselamatan kerja dan pengawasan ketat agar kecelakaan serupa tidak terulang. Namun, insiden tragis ini menunjukkan perlunya tindakan lebih tegas dan evaluasi menyeluruh terhadap operasional tambang yang ada.
Masyarakat sekitar yang terkena dampak musibah ini juga merasakan kehilangan dan trauma mendalam. Dukungan dari berbagai pihak terus mengalir, baik dari pemerintah, lembaga sosial, maupun warga sekitar. Bantuan untuk keluarga korban berupa dukungan moril, material, serta pendampingan terus disalurkan. Pemerintah daerah berkomitmen untuk membantu pemulihan kondisi sosial dan ekonomi keluarga korban agar dapat bangkit kembali setelah musibah ini.
Insiden longsor di Gunung Kuda menjadi catatan kelam bagi dunia pertambangan di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Cirebon. Harapan besar kini tertuju pada upaya pemulihan sekaligus peningkatan standar keselamatan yang lebih ketat demi melindungi para pekerja tambang dan mencegah tragedi serupa di masa depan. Pemerintah dan seluruh pihak terkait diminta bekerja sama secara optimal untuk memastikan keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan menjadi prioritas utama dalam setiap aktivitas pertambangan. (*)