Bogor — Sebuah kecelakaan tragis terjadi di ruas Jalan Raya Pajajaran, Kota Bogor, Rabu (28/5/2025), yang merenggut nyawa seorang remaja berusia 15 tahun. Kejadian memilukan ini bermula dari aksi nekat dua remaja yang melaju melawan arah di tengah padatnya lalu lintas, sebelum akhirnya motor yang mereka kendarai terlibat dalam tabrakan beruntun dan mengakhiri perjalanan mereka dengan duka mendalam.
Remaja berinisial AS (17) dan AZ (15) diketahui berboncengan menaiki sepeda motor dari arah Tugu Kujang menuju arah Hotel Amaris. Alih-alih mengikuti arus kendaraan, keduanya justru memilih jalur berlawanan yang pada saat itu tengah ramai dilalui pengendara. Aksi membahayakan tersebut langsung berujung petaka ketika sepeda motor mereka bertabrakan dengan kendaraan lain yang datang dari arah benar. Benturan itu membuat keduanya terpental dan terjatuh ke badan jalan.
Nahas, dalam detik yang nyaris bersamaan, sebuah mobil Toyota Fortuner yang melaju dari arah sah tidak mampu menghindar dan langsung menabrak kedua korban yang tergeletak di jalan. Akibat peristiwa tersebut, AZ yang duduk di boncengan mengalami luka berat dan sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Sementara itu, AS mengalami luka-luka dan kini tengah menjalani perawatan serta pemeriksaan dari pihak kepolisian.
Kanit Gakkum Satlantas Polresta Bogor Kota, Ajun Komisaris Santi Marintan, membenarkan insiden tersebut. Ia mengatakan bahwa kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan telah diamankan ke Unit Laka Lantas untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut. “Korban ini kan berboncengan. Yang bawa motor luka-luka, sementara temannya yang dibonceng meninggal dunia di rumah sakit,” ujar Santi saat dikonfirmasi, Kamis (29/5/2025).
Kecelakaan ini menambah panjang daftar korban akibat perilaku sembrono pengendara, terutama kalangan remaja yang kerap mengabaikan rambu lalu lintas demi alasan praktis atau sekadar terburu-buru. Peristiwa ini bukan hanya soal pelanggaran aturan lalu lintas, tetapi juga persoalan nyawa dan masa depan yang hilang dalam sekejap karena kelalaian dan pilihan yang salah.
Ironisnya, di tengah berbagai upaya aparat untuk menekan angka kecelakaan dan meningkatkan kesadaran berlalu lintas, kejadian semacam ini terus berulang. Dari kejadian ini, masyarakat, terutama para orang tua dan institusi pendidikan, diingatkan kembali akan pentingnya edukasi keselamatan berkendara sejak usia dini. Jalan raya bukan tempat untuk coba-coba, apalagi untuk aksi nekat yang mengorbankan keselamatan diri dan orang lain.
Tragedi ini menyisakan duka mendalam, bukan hanya bagi keluarga korban, tetapi juga sebagai tamparan keras bagi siapa pun yang masih menganggap sepele aturan lalu lintas. Sebab, satu detik kecerobohan bisa menghapus harapan hidup seseorang selamanya. (*)